Mengapa ada persoalan? Ada banyak jawaban untuk pertanyaan ini, karena setiap manusia memiliki masalah yang berbeda-beda soal dan sebabnya. Tetapi yang menjadi pertanyaan lagi, dari mana soal dan sebab yang berbeda-beda itu? Bagi orang tertentu, adanya persoalan mungkin karena uang, jabatan, atau pun harta, atau dengan kata lain karena adanya keinginan terhadap sesuatu (materi), tetapi bagi yang lain mungkin hal itu bukan persoalan. Apakah persoalan itu memang bersifat relatif atau subyektif?
Pembahasan berikut ini akan meninjau bagaimana persoalan itu ada. Ada tiga hal yang akan dibahas, yang sekiranya mendekati jawaban “mengapa ada persoalan?” : 1) materi; 2) manusia; 3) hukum alam (tentunya masih banyak faktor lainnya di samping ketiga faktor ini).
1. Materi
Salah satu sebab persoalan manusia adalah materi. Dalam kajian-kajian ilmu filsafat, materi bukan hanya dipandang sebagai harta benda atau yang berhubungan dengan kekayaan, tetapi juga segala sesuatu yang tidak bersifat rohani/roh, bukan hal yang abstrak. Semua hal yang nampak, yang kelihatan, yang berbentuk atau yang disebut sebagai bendawi bisa dikatakan sebagai materi.
Dalam ajaran filsafat Yunani manusia adalah makhluk dualisme yang terdiri dari roh/jiwa (dalam ilmu teologi ada teori yang mengatakan bahwa jiwa dan roh berbeda/terpisah) dan daging/materi. Materi dipandang rendah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi dapat membawa penderitan atau persoalan bagi manusia. Manusia dituntut untuk hidup asketis, hal ini kita kenal juga dalam surat-surat Paulus dalam menjawab pergumulan jemaat karena pengaruh dari filsafat Yunani tersebut (asketis). Tubuh manusia juga adalah materi (bagian terkecil dari tubuh kita adalah sel yang disusun oleh materi-materi yang lebih kecil kemudian membentuk jaringan – organ – system organ – organisme/individu), oleh karena itu segala keinginan-keinginan dari tubuh harus dimatikan dengan cara asketis yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan rohani.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa sebenarnya hidup manusia tidak bisa lepas dari materi, karena tubuh manusia sendiri disusun oleh materi. Setiap kegiatan yang manusia lakukan akan terjadi interaksi antar materi, dan interaksi yang menyimpang itulah yang disebut persoalan bagi manusia. Misalnya, seorang ibu sedang mengiris bawang di dapur (memasak). Ibu tersebut melakukan interaksi dengan materi, ia menggunakan pisau, talenan, mungkin juga meja, ia menginjak lantai didapur, semua yang ada di dapur mempengaruhi si ibu. Semua hal-hal yang ada di dapur (materi: pisau, telenan dsb.) dapat menimbulkan persoalan bagi si ibu, misalnya jari tangan si ibu terpotong ketika ia mengiris bawang. Demikian juga dengan tubuh kita, tubuh kita pun melakukan interaksi antar materi, misalnya dalam sistem organ : jantung; pembuluh darah; sel darah; paru-paru; O2 / udara; kulit; pori-pori kulit; ginjal; air dan semua yang menyusun tubuh kita rentan dengan interaksi dan berpotensi untuk menimbulkan persoalan, sebagai contoh jika interaksi jantung sebagai pemacu darah menjadi lemah/lambat (menyimpang) maka akan menimbulkan persoalan bagi bagian-bagian yang lainnya atau dengan kata lain dapat menimbulkan penyakit bagi kita.
2. Manusia
Jawaban yang kedua adalah manusia. Ulah manusia kerap kali mendatangkan persoalan baik bagi orang lain maupun bagi diri sendiri, hal ini tercermin dari bencana alam yang menimpa manusia itu sendiri, contoh sederhananya adalah bencana banjir atau longsor misalnya. Manusia memiliki potensi untuk tanpa perhitungan menebangi hutan sampai gundul, padahal hutan berfungsi untuk menyerap air hujan dan dapat menahan tanah agar tidak longsor. Kalau dilihat sepintas persoalan itu seolah-olah ditimbulkan oleh alam, tetapi sebenarnya hal itu juga adalah hasil ulah manusia itu sendiri.
Manusia pun bergumul dengan dirinya sendiri, karena manusia adalah makhluk yang berakal budi, berpikir dan berperasaan sehingga ia selalu mempertanyakan apa yang ia lihat, rasakan dan juga apa yang terjadi pada dirinya. Semakin ia mempertanyakan banyak hal, sebenarnya semakin banyak persoalan yang harus ia pecahkan, contohnya adalah seorang filosof. Bagi kebanyakan orang melihat seekor semut bukanlah persoalan, tetapi bagi seorang filosof hal itu bisa menjadi persoalan. Kalau begitu apakah hidup manusia itu adalah persoalan?
Dalam refleksi imannya, penulis suci Alkitab Kristen dalam Kejadian 3:6 mengatakan bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa, manusia berada di dalam persoalan. Dosa adalah persoalan/masalah dan bukanlah hal yang keterlaluan jika kita katakan bahwa segala persoalan yang menimpa manusia berasal dari dirinya sendiri.
Jadi jelaslah jika persoalan itu datang dari manusia itu sendiri, jawaban untuk persoalan manusia adalah manusia itu sendiri. Kebahagiaan manusia berasal dari dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa berdamai dengan dirinya sendiri, berdamai dengan Tuhannya dan yang terutama berdamai dengan orang lain.
3. Hukum Alam
Jawaban yang ketiga atas persoalan manusia adalah hukum alam. Jika manusia berlaku baik kepada alam maka alam pun akan berlaku ramah, sebaliknya jika manusia berlaku tidak baik terhadap alam maka alam pun tidak bersahabat lagi dengan manusia. Hukum alam akan mempengaruhi kehidupan manusia, dan sebaliknya setiap tindakan manusia terhadapnya akan mempengaruhi dirinya. Sehingga interaksi tersebut memungkinkan terjadinya persoalan. Mungkin akan lebih jelas jika kita melihat contoh-contoh berikut ini: a.) tanah longsor atau banjir bisa disebabkan oleh karena manusia memperlakukan alam dengan seenak hatinya, misalnya membuang sampah pada selokan-selokan atau di sungai; manusia menebang pohon/hutan dengan membabi buta, yang selain menyebabkan banjir dapat juga menyebabkan longsor; b.) Bencana yang terjadi seperti tsunami adalah hukum alam yang diluar kuasa manusia, dsb. Jadi hukum alam dapat menjadi persoalan karena ulah manusia dan tanpa ulah manusia.
RefleksiSikap yang bijak untuk menyikapi persoalan adalah dengan hidup bersamanya dan menghadapinya. Kita tidak bisa lepas dari persoalan, karena kita adalah makhluk yang mengada. Kita akan selalu bersentuhan dengan apa yang ada di sekitar kita, dan interaksi tersebut tidak dapat dihindari. Kemanapun kita melarikan diri dari persoalan, persoalan itu akan selalu ada bersama kita. Jadi hadapilah persoalan dengan segala yang kita miliki...selamat berjuang!!
2 comments:
setuju!
Bayu yang manis, makasih untuk komentarnya.
salam,
hendi
Post a Comment